Jakarta –
Kementerian Agama (Kemenag) telah menyusun rencana pelatihan manasik online bagi calon jemaah haji 1441 Hijriah. Manasik online itu bertujuan agar para jemaah tetap mendapatkan materi selama masa pandemi Corona (COVID-19).
Namun, manasik online rupanya tidak serta-merta dapat menjangkau seluruh masyarakat. Sebab, tak sedikit dari calon jemaah yang tidak memiliki fasilitas seperti komputer, smartphone untuk mengakses informasi secara online.
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag, Khoirizi H Dasir mengatakan, pihaknya akan memberdayakan kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) di kabupaten/kota hingga kecamatan untuk membantu memberikan edukasi kepada jemaah yang tidak memiliki fasilitas untuk mengakses informasi. Selain itu, petugas KUA juga akan diminta untuk ikut memberikan edukasi.
“Jadi itu kan ada kita punya kepanjangan di kabupaten/kota, di kecamatan itu kan ada KUA, ada Kasi Haji, di masyarakat kan ada KBIH. Itu kita berdayakan, ada tenaga-tenaga sertifikasi pada penyuluh,” ujar Khairizi saat dihubungi detikcom, Senin (20/4/2020).
Meski demikian, manasik online juga belum sepenuhnya efektif. Kemenag baru membuat artikel mengenai materi-materi seputar manasik yang ditampilkan di website haji.kemenag.go.id dan kemenag.go.id.
“Kalau yang di web itu kita sementara baru berupa artikel-artikel terus power point,” ucapnya.
Khairizi mengatakan Kemenag belum membuat materi dengan konten video. Menurutnya, konten materi video itu masih dalam proses pembuatan.
“(Materi berbentuk video) belum, kan harus direkam juga itu kan, kita harus ada studio mininya apakah kita datang ke narasumber atau narasumber yang datang, itu sedang kita persiapkan,” katanya.
Selain itu, Kemenag hingga kini tengah bekerja sama dengan beberapa media massa. Sehingga, materi manasik haji bisa diikuti oleh masyarakat yang tidak memiliki fasilitas komputer dan smartphone.
“Nanti itu semua sedang kita persiapkan, media mana yang akan kita ajak kerja sama,” ujarnya.
Khairizi meyakini, meski manasik dilaksanakan secara jarak jauh, calon jemaah dapat memahami materi dengan benar. Dia mengatakan, pelatihan manasik haji semacam ini menjadi pilihan di tengah wabah COVID-19.
“Kita harapkan harus efektif, karena kita tidak ada cara lain dengan menggunakan online media massa, tapi kita juga tidak menutup diri untuk jemaah yang mau melakukan diskusi dengan menggunakan protokol-protokol covid,” katanya.
Hingga kini, kata Khairizi, tidak ada kendala dalam persiapan haji tahun 2020. Sebab, semua itu sudah tersusun dalam rencana perjalanan haji (RPH).
“Cuma kendalanya kita belum bisa memastikan apakah tahun ini diselenggarakan haji atau tidak sehingga kita belum punya kepastian di dalam melakukan persiapan,” katanya.